Tak pernah sedikit pun terbersit di pikiranku ketika kau pergi. Ingatan ini bergumul cepat dengan waktu yang berotasi, menggerus stiap nafas yang dikeluarkan oleh paru-paru. Kau lihat, betapa aku sangat mendambakanmu.
Dia adalah permata. Surga hatiku. Tempat bermuaranya arus cinta ini.
Dia adalah berlian. Penantian panjang ku yang teramat melelahkan hingga peluh ini membasahi kening.
Dia adalah lentera. Penerang kala ku terjerembab dalam kubangan emosi dan jurang nestapa.
Ku kan terbangun selamanya hanya demi mengecup keningnya. Ku kan terbangun selamanya hanya demi menghela nafas bersamanya.