Prosa Dia: 2. Sayang

Sayang, Ku mulai hidup ku disini. Di bawah atap plafon ini, di ruang kamar ini, dimana segala sesuatu, inspirasi, datang dan bermuara. Dengan bertembokkan bata bercat kuning terang ini. Walau yang akan kau lihat tidak seperti yang kau harapkan, sayang.

Sayang, Ku mulai melangkah ketika cahaya itu muncul. Pokoknya dari sebelah kananku saat aku terbangun. Disitu pula waktu ku dimulai. Waktu yang terus menggerus tiap hembus nafas ku dengan sangat kasar. Aku merasa terluka setiap ia memotong momen-momen ku, sayang.

Sayang,tidakkah kau pernah berpikir bahwa hidup ini hanya perhentian awal dan pasti ada pula perhentian akhirnya? Pernahkah kau perbikir bahwa setiap usahamu melawan waktu suatu saat akan sia-sia karena kita kan terlelap untuk terbangun? Lalu sayang, apakah kita akan selalu berdua, menghabiskan sore dengan secangkir teh dan omong kosong pria dan wanita di tivi dan menghabiskan malam dengan bergumul diatas ranjang?

Sayang, kita ini tidak kekal. Suatu saat nanti kita kan perpisah. Entah aku duluan atau engkau duluan yang kan terpejam. Lalu apakah kau akan tetap bertahan? Ketahuilah sayang, ini hanya sebuah kalimat-kalimat panjang yang ku rangkai untukmu agar kita bisa berdua saja saat aku menceritakannya padamu, saat itu kau kan mengkerutkan rona mu dengan indahnya bagaikan mega sore dan purnama petang. Mungkin aku membual tapi ini isi hati ku. Kalau begitu mari kita masuk kesana untuk menikmati setiap detik yang kita buang percuma.

Leave a Reply

Proudly powered by Blogger
Theme: Esquire by Matthew Buchanan.
Converted by LiteThemes.com.