Prosa Dia: 9. Jika Esok Tak Datang

Jika esok tak kan datang, ku mau siapapun mendengar kicau burung kenari di pagi ini. Fajar yang merekah di ufuk timur, menyiratkan harapan yang kusam dan hampir redup, seperti mereka, pak tua di kursi roda.

Jika esok tak kan datang, ku kan tulis kisahku hari ini sebagai penutup lembaran hidup. Gurat-gurat keriput ini semakin kentara. Menghiasi putihnya uban ini. Ku coba tuk menitikkan tinta-tinta hitam di kertas bebercak darah, namun jemari ini sudah tak lagi lentik. Jangankan tuk menggoreskan tinta-tinta itu, tuk mengangkat sendok saja perawat itu yang menyuapiku.

Jika esok tak datang, kemanakah kebahagiaan yang selama ini memenuhi relung hatiku, malaikat maut seolah merenggut semuanya hingga ke akar-akar hatiku--tak ada yang tersisa disini.

Jika esok tak datang ku ingin menceritakan semuanya padamu, semuanya yang ku tahu dengan begitu siapapun kan tahu bahwa esok tak kan datang--tak pernah datang.

Leave a Reply

Proudly powered by Blogger
Theme: Esquire by Matthew Buchanan.
Converted by LiteThemes.com.