Prosa Dia 55: Jendela yang Memudar

Kau datang dalam pagiku pergi dengan hatiku
Sebuah perjumpaan yang tak direncanakan, tak direka
Kau hibur pagiku dengan debur tawa di iringi senyuman riuh terpahat di wajahmu
Sungguh pagi yang epik bagi hati yang kering

Kau coba memanggilku dengan siul merdu
Senyuman itu yang ku ingat

Namun badai bagai menghantam mu,
Kau menutupi tawa, senyum dan siul mu
Kau tutup jendela dimana ku biasa bernyanyi untuk mu
Tidakkah kau sadari itu?

Leave a Reply

Proudly powered by Blogger
Theme: Esquire by Matthew Buchanan.
Converted by LiteThemes.com.