Prosa Dia: 67. Ketika Senja Padam (Black Sunset)

Featuring my little sister: Aulia Rahma "Rara" (coretantintatintaku.blogspot.com)

Dia rapuh
Sayap-sayapnya lemas
Dangannya kebas

Dia rapuh
Bunga mawar telah menghitam
di sisinya,

Dia hanya bisa menatap dari jauh,
tertegun, menunduk.
Ah, apa salahnya Tuhan..
Dia hanya menggenggam,
mungkin terlalu erat
dan akhirnya, lepas

Angin membiarkan air matanya jatuh dan mengering
Kata siapa dia tidak bisa menangis?
Dia bukan benda tak bernyawa

Tuhan, dia butuh rengkuhan-Mu
Dia butuh cahaya-Mu...

Dia bukan batu!
Dia bukan seonggok daging tak bernyawa.
Dia merasakan luka,
hatinya hancur.
Jiwanya terenggut yang lain

Ia tadahkan kepalanya keatas,
bergumam "Tuhan, aku butuh dia"
‎"aku ingin dia bersamaku!"
"aku ingin mendekap nya hingga aku terpejam...
dalam gelap.."

Sebuah tempat di hatinya tampak kalut
Ia hampa
Rongga-rongga hatinya kosong
Ada sesuatu disana, dulu sekali,
Ketika tangannya bertautan
dan nafas yg beradu
Di tengah deras hujan

‎"Maaf, aku harus pergi. Kamu menggenggam hatiku terlalu erat, membahagiakan memang tapi itu menyakitiku juga"

Bukan maksudnya,
Ia hanya takut kehilangan.
Lidahnya kelu,
tubuhnya kaku
Ya, dia hilang arah,

Kini, semuanya telah usang
Bahkan bunga yang kau berikan telah layu
Daunnya mulai gugur
Seperti hatiku yang gugur kau renggut

Jiwaku... entah kemana dia pergi,
Bukan mencari persinggahan
tapi mencari celah
Dia butuh udara

Ia rebahkan tubuhnya
biarkan rerumputan menopang beratnya
dan angin berbisik, "Selamat tidur.Semoga kau tenang. Kau bebas"

Leave a Reply

Proudly powered by Blogger
Theme: Esquire by Matthew Buchanan.
Converted by LiteThemes.com.