Prosa Dia: 87. Mawar yang Telah Menghitam


Ku pernah melewati jalan ini, tatapan ini, dan rasa ini
Ketika pelangi yang kau sebut selalu jatuh di bulan Mei
dan angin malam yang membawaku kepadamu di malam sunyi
lalu kau katakan bulan telah menyapamu dalam mimpi

Ku pernah melewati malam ini, senyuman ini, dan lagu sendu
Ketika ku sudah menuliskan keinginan dalam halaman buku
dengan ditemani temaram cahaya lampu
lalu kau bisikkan kata cinta mesra, sungguh

Ku pernah melewati depan kosmu, kenangan itu, dan doa-doa
Ketika ku gundah dalam ikhtiar tanpa kata-kata
Hadiah tuk ulang tahun mu sudah ku pesan, nyata
Puisi terindah tlah ku rangkai, siap tuk kau baca

Ku pernah melewati kesunyian ini, hati yang kembali dingin, dan ratapan kebodohan
Ketika tiga tahun silam seseorang tlah menghancurkan hatiku,
membiaskan harapan dan mimpiku
Dibawa terbang oleh debu berbau kutukan-kutukan sial
yang terlontar dari luapan emosiku
dan kau akan berubah menjadi orang yang sama? padahal kau yang mencuri hatiku.
Kini kau pergi begitu saja? Tanpa permisi, sepertinya kau adalah pencuri.

Leave a Reply

Proudly powered by Blogger
Theme: Esquire by Matthew Buchanan.
Converted by LiteThemes.com.