Prosa Dia: 23. Kepada Ibu dan Ayah


Kepada Ibu dan Ayah,

Ibu, Ayah, aku sadar bahwa aku masih belum seperti yang kalian harapkan. Aku masih belum bisa maksimal dalam berjalan di jalanku sendiri. Aku masih sering tersesat dalam kegelapan hatiku sendiri. Aku masih sering mengambil lilin yang salah, sepatu yang salah, bahkan sendok dan garpu yang salah.

Ibu, Ayah, aku sadar aku masih jauh dari cahaya, kini justru semakin jauh dan jauh. Mungkin aku berjalan di jalan yang salah dan tampaknya aku mengambil lilin yang salah sehingga bisa tersesat. Aku hilang arah dalam pusaran waktu, semakin lama semakin bergerak menjauh dari pusat lingkaran.

Ibu, Ayah, kini aku sadar bahwa Tuhan lah yang mengatur semuanya. Aku tidak dapat melawan bayanganku sendiri. Semua yang pernah ku lakukan semata hanyalah ilusi di gelap malam dan fatamorgana di terik siang. Aku kini lemah tak berdaya.

Maafkan aku Ibu, Ayah, aku hanya bisa bergumam sendiri, aku tidak mau melihat kalian merana melihat ku. Aku sangat bahagia melihat rupa indah pesona kalian. Untuk itu aku tidak mau lilin itu redup lalu mati dan menunggu sebuah api untuk memancarkan terang lagi.

Ibu, Ayah, aku akan berusaha merubah jejakku. Mulai sekarang hingga aku terlelap di kegelapan kelak.
Ya Tuhan, lindungilah mereka hingga aku dapat melihat pesona bangga mereka padaku lagi. Amin...

Leave a Reply

Proudly powered by Blogger
Theme: Esquire by Matthew Buchanan.
Converted by LiteThemes.com.