Kota Mati,
Sebuah kota kecil di kawasan antah-berantah. Jauh dari keramaian dunia, luput dari pandangan dunia. Disini cuma ada tugu raksasa sebagai alun-alun (demikian kata pribumi sini). Lengang pun melanda bagai angin musim semi kala ku menginjakkan kaki-kaki ku disini. Terik menyambutku riang seolah ingin menuntut balas atas semua dosa-dosa ku.
Kota Mati,
Kamar ku tak lebih dari lima buah blok asbes ukuran kira-kira satu kali satu meter. Disini aku juga harus berbagi ruang mimpi tuk empat orang lainnya. Aku pun wajib berbagi almari dengan mereka. Baju-baju di hanger sudah jadi pemandangan umum disitu. Nyamuk-nyamuk gelap mata juga sudah jadi musuh tiap hari berganti larut malam.
Kota Mati,
Disini aku sekarang. Menimba ilmu di kota terpencil dan tiada hiburan apapun. Sebuah kota dengan segala aktifitas berjalan horisontal.