Prosa Dia: 63. Balada Tanah Sore

Kami mandi keringat,
di setiap senja di ufuk barat
ketika kemamang mulai muncul pukul empat
dan ketika air air hujan telah mampat

Desir-desir angin mengulum malam
sayup-sayup camar tenggelam
disambut dengan jerit tangis kelam
Kami disini, berlari dengan masam

Kata orang, hidup itu pilihan
hidup itu bagai roda berputar
tapi bagi kami, kaum tanah sore
hanya bisa menyaksikan apa yang disangsikan

Kami bukan binatang!
pikiran kami tetap rasional
walau raga kami telah usang

Kami bukan peminta-minta!
Kami memang jelata
tapi kami masih punya harga

Leave a Reply

Proudly powered by Blogger
Theme: Esquire by Matthew Buchanan.
Converted by LiteThemes.com.