Semua akan berakhir. Semua memiliki akhir. Ketika akhir datang, tak ada seorang pun yang dapat menghindarinya. Dia adalah kabut dalam kegelapan, dia adalah bayang-bayang diantara derap kaki-kaki dan setiap detak jantung manusia. Dia adalah sekat diantara hembus nafas.
Raga ini adalah suatu boneka untuk jiwa kita. Sebuah tempat bernaung selama di dunia. Ketika akhir tiba, jiwa akan pergi. Meninggalkan raganya dan dunianya. Siapkah kita padanya?
Aku telah melihat akhir menjemput. Mereka laksana angin sore semilir namun dingin ke ubun-ubun. Raga akan memucat seperti langit sore setelah hujan. Tak ada ucapan-ucapan renyah melainkan air mata duka yang akan menetes dari setiap raga yang lain. Kemudian raga akan diantar ke persemayamannya, menunggu tuk dipanggil kembali hingga raga ini kan hancur digerus tanah dan tahun.
Tidak ada yang lebih buruk dari kematian, bukan?